spot_imgspot_img
BerandaLifestyleFilm Bulan Terbelah di Langit Amerika, 95% Suting di...

Film Bulan Terbelah di Langit Amerika, 95% Suting di Amerika dan Menghabiskan Dana Rp 15 Milyar

Prescon film Bulan Terbelah di Langit Amerika, Sabtu (20/6/2015) di Istanbul Turkey Restoran, Jakarta. Foto: Dudut Suhendra Putra.
Prescon film Bulan Terbelah di Langit Amerika, Sabtu (20/6/2015) di Istanbul Turkey Restoran, Jakarta. Foto: Dudut Suhendra Putra.

Jakarta, channelsatu.com: Setelah sukses lewat film 99 Cahaya di Langit Eropa yang dibuat dua edisi, Maxima Pictures akan membuat sekuelnya, dengan judul Bulan Terbelah di Langit Eropa.

Kepastian ini diungkapkan Ody Mulya Hidayat selaku produser didepan wartawan, Sabtu (20/6/2015) malam sambil berbuka puasa di Istanbul Turkey Restoran di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Nama-nama beken yang sebelumnya hadir di film ini tetap dipertahankan, diantaranya Acha Septriasa, Abimana Aryasatya dan Nino Fernandez. Namun peran Guntur Soeharjanto yang sebelumnya sukses membuat film 99 Cahaya di Langit Eropa digantikan Rizal Mantovani untuk sekuel ini.

“Pergantian sutradara dalam penggarapan film menurut saya hal yang biasa saja. Jika hal ini dilakukan pada film Bulan Terbelah di Langit Amerika dari Guntur ke Rizal, karena kebetulan mas Guntur tengah sibuk dengan yang lain. Dan, saya percaya Rizal mampu menggarap film ini dengan baik,” kilah Ody saat wartawan mempertanyakan soal pergantian sutradara dalam film ini.

“Jujur saat menonton film 99 Cahaya di Langit Eropa, saya termasuk penonton yang ikut antri untuk menyaksikannya. Kalau sekarang saya diminta mengggarap kelanjutannya film ini, saya hanya berpikir ingin bekerja sebaik mungkin dan profesional,”aku Rizal.

Film Bulan Terbelah di Langit Amerika sebelumnya sudah menjadi novel best seller yang ditulis Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, mengangkat perpecahan antara muslim dan non muslim setelah kejadian World Trad Center (WTC), khususnya setelah tragedi 9/11. Meski begitu film dengan tema religi ini, sifatnya universal kata Salsabiela. Maksudnya film ini digarap bisa dinikmati semua kalangan,” terang Salsabiela.

“Film ini pastinya akan menjawab setelah tragedi WTC, dunia ini seperti apa jika tidak ada orang muslim dan seperti apa jika ada orang muslim?,” timpal eksekutif produser Yoenka, dimana film ini 95 % sutingnya di Amerika Serikat selama satu bulan penuh yang dimulai Oktober mendatang.

“Dan rencana tayang pas tahun baru 2016,”tambah Yoenka di mana film ini dijelaskan akan menghabiskan dana sekitar Rp 15 Milyar. (ibra)

- Advertisement -

spot_imgspot_img

Worldwide News, Local News in London, Tips & Tricks

spot_img

- Advertisement -