
Jakarta, cahnnelsatu.com: Andin Komala, salah seorang penyanyi pendatang baru yang lebih banyak mengangkat tema-tema social ini lebih sering melakukan eksperimen di dalam bermusik. Pada 9 April 2017 tampil bersama kelompok musiknya yang diberi nama Deaf People Project.
Deaf People Project itu sendiri digawangi oleh Andin Komalla, Surya Sahetapy yang megisi formasi Piano penyandang tuli, Marsya (biola) penyandang tuli, Fachry (drum) penyandang tuna netra dan dua personel lain. Sementara Andin menjadi vokalis, dan Osvaldo sebagai komposer dan synthesizer. Setelah sempat bermain dengan para penyandang tuli, Andin Komalla mencoba tampil bermusik dengan para tuna netra.
“Perbedaan pementasan sekarang dengan yang dulu, kalau saat di Ecopark kita tampil nyanyi didukung para penyandang tuli, sekarang para tuna netra. Jadi ibaratnya, dulu mengajak ikan bisa terbang dan bisa burung menyelam. Jadi sangat berat. Bayangkan saja orang tuli diajak bermusik, seperti ikan yang mahir berenang dipaksa terbang,” ungkap Andin.
Beruntung, sebagai anak anggota Polri, Andin diberikan kesempatan dan dukungan dari ketua umum Bhayangkari Tri Tito Karnavian,dan juga wakil Ketua Umum Bhayangkari, Mulyani Syafruddin, yang juga sangat peduli dan perhatian kepada kaum disabilitas di Indonesia,selain itu juga dukungan datang dari ketua Bhayangkari daerah Sumatra Barat, tempat ayahnya bertugas, yaitu Ade Fakhrizal, sehingga mereka dapat tampil maximal.
Saat Andin tampil nyanyi di depan ibu-ibu Bhayangkari pada Rabu (30/8) lalu di gedung Wisma Bhayangkari dalam acara seminar tentang Terorisme dan Radikalisme, ANDIN mengaku deg degan. Dalam kesempatan itu Andin didukung oleh semua personelnya penyandang tuna netra, seperti Oky (gitar), Joel (gitar rhythm) Ari (bas), Rifky (biola), dan Vano (cajon).
Sedang Surya Sahetapy sebagai penerjemah musik bagi yang tuna rungu. Ketika ditanya, apa nama grup yang baru dibentuk itu, Andin terlihat gelagapan. Selama ini belum sempat memikirkan nama grup musik yang berisi para kaum tuna netra, hanya vokalisnya saja yang normal. Tapi Andin mengaku jujur, dengan kepekaan para personel pengiringnya tersebut memiliki tingkat musikalitas dan kepekaan dua kali lipat dari orang normal.
“Nama grup kami belum memikirkan. Kami masih bingung mau pakai nama apa. Yang formil atau yang lebih santai. Tapi kami sempat terpikir akan diberi nama Brak, karena para personelnya sering nabrak kalau jalan. Maklum mereka tuna netra. Atau bias juga Sagang alias salah pegang. Nama-nama itu justru muncul dari mereka yang tuna netra. Mereka itu selalu tertawa bercanda seperti tidak pernah sedih,” ungkap Andin saat ditemui usai pementasan pada Rabu (30/8) lalu pada awak media.
Dalam pementasan di Wisma Bhayangkari tersebut, Andin menyanyikan dua nomor lagu berjudul Bendera yang dipopulerkan oleh grup band Coklat dan lagu berjudul Laskar Pelangi dari Nidji. (Ibra)