
Jakarta, channelsatu.com: Menyambut Hari Film Nasional yang jatuh 30 Maret mendatang dan bertepatan masuknya Pasar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Kumpulan Jurnalis Sinema Indonesia (KJSI), 26 Maret ini, bertempat di Restoran Shinjuku Shabu, Ancol Beach City, Ground Floor, Jakarta utara, akan menggelar Diskusi Film.
Tema Diskusi Umum yang akan diangkat, menurut Ketua Pelaksana Ibrahim Syakroni pada awak media di Jakarta kemarin, bertajuk “Tantangan dan Peluang Perfilman Indonesia di Pasar MEA.”
“Diskusi ini dimaksudkan untuk menggugah kesadaran kesiapan para insan perfilman Indonesia dalam menghadapi persaingan antara negara Asean, sekaligus memanfaatkan peluang yang ada,” tutur Ibra sapaan akrab Ibrahim Syakroni.
Sedang tujuannya, menurut Ibra, agar para aktor, aktris dan sineas Indonesia selalu meningkatkan kemampuannya atau skilnya agar bisa meningkatkan persaingan di kancah MEA.
“Diacara ini kami juga akan memberikan penghargaan kepada rumah produksi untuk katagori yang berhasil membuat produknya jadi Film Terlaris dan Rumah Produksi Terproduktif,” sambungnya.
“Kami menyambut positif kegiatan ini. Orang film, baik itu para pemainnya, sutradara, kameraman dan semua yang terlibat dalam sebuah produksi film harus meningkatkan kemampuan SDMnya untuk menghadapi pasar MEA,” timpal Ketua Umum Pafindo, Gion Prabowo yang mendukung penuh kegiatan ini pada wartawan.
“Saya contohkan di Singapura saja, seseorang pemain film tidak bisa langsung bermain film karena mereka harus melalui empat tahap. Salah satu tahap, persyaratnya jika ingin main film dia harus pernah tampil di teater,” ungkapnya.
“Nah, jika kita ingin bersiang dengan mereka harus meningkatkan kompetensi kita. Jadi saya berharap seseorang saat ingin main film tak hanya dilihat dari fotonya saja, apakah dia ganteng atau cakep. Tapi, yang utama harus dilihat dari CV-nya,” jabar Gion yang tengah mempersiapkan produksi perdananya di layar lebar, judul Perempuan Penghuni Surga.

“Kalau para pelaku film punya kemampuan yang bagus. Insya Alloh kita juga bisa menghasilkan film yang bagus dan film kita sendiri nantinya tidak saja laku di di dalam negeri tapi bisa dijual ke negara-negara Asean dan juga negara lain. Para pelaku film juga dapat jaminan untuk bekerja bermain film dan membuat film di negara lain. Ini saya kira yang bisa kita lihat manfaat dari diskusi ini nanti,” papar Gion yang dalam waktu dekat ini akan membuat film Perempuan Penghuni Surga.
“Melalui diskusi ini saya yakin banyak manfaat yang kita petik nanti. Meskipun saat ini kita unggul dalam industri film diantara negara-negara Asean tapi kita tidak boleh terlena. Kita juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan ini,” timpal Produser Maxima Pictures, Ody Mulya Hidayat. (ibra)