spot_imgspot_img
BerandaLifestyleFilm Harim di Tanah Haram, Drama Haru Biru Sang...

Film Harim di Tanah Haram, Drama Haru Biru Sang Pelacur Ingin Keluar Dari Lembaran Hitam

harim1Jakarta, channelsatu.com: Kisah dari novel laris kembali diangkat ke layar lebar. Kali ini dari judul yang sama, yaitu Harim di Tanah Haram, coba diproduksi Qia Film Mediatama dan penggarapannya dipercayakan pada Ibnu Agha selaku sutradara.

Nama-nama beken dilibatkan dalam film drama religi ini, Wawan Wanisar, Tio Pasukadewo, Billy Budjanger, Cahya Kamila, Zaskia Sungkar, Sylvia Fully, Irwansyah, Teuku Rifnu Wikana, Mustafa Debu, dan Fuad Alkar. Indonesia, Turki dan kota Mekah-Arab Saudi jadi lokasi suting dari tiga negara dalam pengarapan film yang sarat dengan pesan moral, bahwa perbuatan baik tak akan pernah bisa dikalahkan dengan perbuatan buruk.

Pesan moral yang jadi benang merah, yang bisa meneguhkan keimaanan itu adalah, saat Kiyai Kahar yang dilakoni Wawan Wanisar menasehat muridnya dan sekaligus anak angkat, Qia yang dilakoni Sylvia Fully jelang pernikahannya dengan saudagar Basri (Billy Budjanger} yang telah menjadi donatur tetap di pesantren milik Kahar.

“Takdir bisa dirubah dengan kekuatan doa, Kun Fa Yakun,” nasehat Kahar pada Qia. Nasehat itu datang karena Kahar melihat ada keraguan di hati Qia ketika Basri ingin melamar dirinya. Maklumlah Qia pribadi menyadari dirinya datang dari kehidupan gelap orangtuanya.

Qia ingat betul saat datang orang sekampung menggrebek rumahnya mendapati ibunya tidur dengan pria lain, saat bapaknya pergi ke kota tanpa kabar. Ibunya dan pria tersebut akhirnya tewas karena dihakimi massa. Qia yang hidup sebatang kara diselamatkan Kiyai Kahar. Ia tumbuh menjadi gadis cantik yang soleha, yang pada satu kesempatan memikat hati Basri untuk memperistrinya.harim poster

Qia pun tak kuasa menghindari pernikahan itu ketika berhutang budi pada sang kiyai yang sudah dianggapnya seperti ayahnya sendiri. Apalagi sang Kiyai Kahar merefrensikan Basri adalah lelaki baik dan bertanggungjawab. Pernikahan itu pun terjadi dan lembaran hidup baru itu ternyata jadi petaka awal buat santriwati Qia menata hidup sesungguhnya.

Sebab Basri ternyata sebelumnya sudah punya tiga istri, ia juga ternyata lelaki yang zolim. Drama hujan air mata pun tak bisa dihindari Qia. Sebab, ujian datang beruntun menimpa dirinya karena lepas dari kunkungan Basri di kampungnya di Makassar, Qia terjebak dunia pelacuran. Ini berawal dari Qia tengah bekerja di sebuah kafe yang nyaris membuat dirinya kembali masuk tangan besi Basri, karena anak buah Basri mencium posisinya ada di tempat itu setelah ia kabur dari jeruji rumah mewah.

Beruntung Qia ditolong Farida pengusaha sukses yang sebelumnya merasa berhutang budi pada Qia karena menyelamatkan tas berisi dokument penting dan sejumlah uang. Farida lalu memboyong Qia ke Jakarta. Qia terkejut karena di Jakarta, Farida tak lain adalah seorang germo yang memaksanya jadi pelacur kelas kakap. Qia terus berdoa agar ia bisa keluar dari kesulitan yang menerpa dirinya. Ia kembali teringat akan nasehat gurunya kiyai Kahar, kalau takdir bisa dirubah dengan doa disaat ia nyaris putus asa dengan coba bunuh diri.

Suatu ketika, Qia dipaksa melayani pria hidung belang di sebuah hotel mewah. Di sisi lain ada anak muda ganteng dan baik hati bernama Azzam (Irwansyah) yang tengah berlibur dari kuliahnya di Turki. Melalui Azzam, Qia berhasil selamat dari dunia hitam, ia pun bisa lega menatap masa depannya di Istanbul Turki. Qia juga kini sudah lepas dari buruan Basri dan Farida.

Berakhirkah ujian hidup Qia setelah bertemu pria baik-baik. Kisah demi kisah kejutan terus digulirkan dalam film Harim di Tanah Haram yang akan tayang di bioskop mulai 10 Desember ini. Mata dan hati penonton di film ini tak hanya diajak untuk mengharu biru perjuangan Qia merubah nasibnya dari lembaran hitam jadi wanita baik, soleha dan punya masa depan yang baik. Panorama indahnya alam pedesaan pesantren dipadu dengan keindahan kota Turki dan sejuknya menikmati kota suci Mekah jadi hiburan tersendiri saat tengah menikmati film ini.

Lalu hikmat apa yang kita dapat saat menyaksikan film ini? Yaitu, mengajari diri kita untuk tidak pernah berputus asa seberat apa pun ujian yang kita hadapi. Berjuanglah terus tanpa kenal menyerah, terus berikhtiar dan teruslah berdoa untuk merubah nasib hidup kita. Sebab, tidak ada kutukan buat anak manusia yang dari latar belakang apapun, jika ia pribadi berusaha kuat untuk merubah nasibnya. (ibra)

- Advertisement -

spot_imgspot_img

Worldwide News, Local News in London, Tips & Tricks

spot_img

- Advertisement -